Waktu Tobias berumur sekitar 3 minggu, kulit-kulitnya kayak mengelupas parah dan kian hari semakin parah. Sebagai orang tua baru, kami ga tau kalo ternyata itu adalah tanda bahwa kulit Tobias termasuk kulit sensitif. Dikira awalnya mau ganti kulit aja.
Beberapa orang dekat di sekitar kami bilang kalo oh, itu mau ganti kulit! Dan karena semakin parah, akhirnya kami konsul ke dokter dan beliau bilang kalo kulit Tobias perlu dikasih pelembap (Ceradan skin barrier cream), dan mandi dengan shampo/sabun Sebamed.
Jadilah kulitnya sembuh dan membaik. Namun, entah kenapa di bagian kaki terlihat seperti bekas kulit mengelupas, dengan warna kulit yang tidak sama seperti warna kulit lainnya.
Waktu pun berlalu, kami selalu pakaikan pelembap Ceradan dan juga vaseline tapi kok ya begitu-begitu aja. Rekomendasi dokter anak kami, kami diinfo untuk pergi ke dokter kulit bernama dokter Rahmat di RS Karyadi Semarang. Jadilah akhirnya kami ke dokter tersebut saat Tobias berumur 5 bulan.
Wah rame banget di sana, karena polikliniknya gabung dengan poliklinik lainnya. Deg-degan juga sih di masa new normal ini, walaupun angka covid udah mendekati 0, tapi yah namanya bawa bayi pastinya lebih riskan.
Sebenernya udah mau give up dan pulang, karena prosedur untuk masuk juga lumayan ribet dan akhirnya kami butuh 1 jam untuk screening covid, pendaftaran dan pembayaran. Padahal kami udah daftar online sebelumnya. Pada akhirnya dokternya ada dan kebetulan kami dapet nomor antrian 1 😀
Jadilah dokter bilang ini adalah sakit kulit atopic dermatitis, dan diresepkan obat Tiriz drop, Mofacort cream (untuk bagian kulit yang kasar/belang sampai sembuh aja), dan Cetaphil pro AD Derma Moisturizer Cream (untuk pemakaian seluruh tubuh seterusnya sebagai pelembap).
Oh ya, karena Tobias minum ASI, saya juga diinfo untuk pantang seafood, bandeng, lele dan terasi. Jadi hasilnya seperti apa? Kita lihat saja, semoga cepet sembuh! Kata dokter sih dalam 3-7 hari bakal mereda.
Sekian post ini, sampai jumpa!