1,5 tahun kuliah S2 di kota Nilai, Malaysia

Dari Juli 2011 sampe Desember 2012, aku memilih melanjutkan kuliah S2 jurusan bisnis admin di INTI University, Nilai, Malaysia. Kota Nilai adalah kota yang kecil banget, yang sebenernya ga ada hiburan kayak mall atau bioskop. Yang ada hanyalah supermarket seperti Giant atau Tesco. Pertama kali kesana kaget karena waktu nanya sama petugas Seven Elev*n, dia bilang kalo mall di sini cuma Giant dan Tesco.

Kota Nilai cuma sekitar 15 menit perjalanan naik mobil dari Kuala Lumpur, Malaysia. Jadi, murid-murid mahasiswa biasa pergi ke Kuala Lumpur, ibukotanya Malaysia, untuk cari hiburan seperti makan, nonton bioskop, dan lain-lain.

Oh ya, meninggalkan Melaka, kota tempat aku study S1, itu juga merupakan sesuatu yang sulit. Di sana, banyak temen-temen yang sudah bersamaku selama 4 tahun. Tentunya banyak kenangan indah yang tak terlupakan. Di bulan-bulan awal kepindahanku, aku juga masih bolak-balik Melaka buat ngeband. Tapi ternyata aku capek sendiri, karena perjalanan naik keretanya lumayan menguras waktu dan tenaga.

Aku cari-cari info sendiri, tentang kuliah S2 bisnis admin di Malaysia. Ternyata setelah aku browsing dan nanya-nanya temen, jatuhlah pilihanku ke INTI University, Nilai. Di sana, temenku Gladys, juga dari Semarang, udah 1 semester lebih dulu dari aku di program yang sama. Aku bisa nanya-nanya dia deh karena dia lebih senior dari aku.

Gladys and I

Aku mengurus pendaftaran dan memilih untuk tinggal di hostel kampus. Ternyata pilihan kamarnya terbatas, dan jadilah aku dapet kamar non-AC, tapi ada sharing water heater di kamar mandi luar. Kamarnya sungguh kecil, cuma ada 1 lemari kecil, kasur single dan meja belajar yang letaknya berdempetan. Jujur seumur hidup sih aku belum pernah tinggal di kamar sekecil itu dan tanpa AC juga. Mungkin ukuran kamarnya hanya 2×3 meter persegi, dan ada di lantai 4, tanpa lift! Sedangkan mesin cuci sharing ada di lantai 1.

Temenku Christie, bantuin aku untuk naikin barang ke lantai 4. Aku sungguh tepar tapi akhirnya selesai juga. Christie malah yang lebih semangat untuk selesaiin naikin barang. Malem itu aku dan Christie tidur pules karna capek banget. Christie kayanya lebih tahan banting dari aku. Dia tidur di sleeping bag seadanya. Thanks Christie!

Christie and I

Hari-hariku di Nilai aku isi dengan kuliah dan belajar. Aku juga ke Nilai Baptist Church tiap minggu. Di sana aku juga pelayanan drum.

Saat S1 jurusanku lebih ke IT, dan S2 ini jurusanku lebih ke bisnis. Otomatis banyak hal baru yang harus kupelajari. Cara nulis laporan aja beda, dan aku harus catch up supaya bisa lulus dengan nilai yang baik. Awal-awal ngerjain tugas aku bener-bener sering salah format, salah maksud, dan lain-lain. Syukurlah ada Gladys yang bisa kasih tahu aku gimana seharusnya ngerjainnya yang bener. Di IT, menurutku semuanya serba singkat, on point. Tapi ternyata, di jurusan bisnis ini, kalau ngerjain tugas semuanya perlu dijabarkan. Kayanya jawabanku kependekkan dan semuanya harus dipanjangkan. Itu perasaanku di awal-awal masa adaptasi.

Oh ya, aku juga punya temen-temen deket yang super pinter dan baik. Selain Gladys, ada Karen, Chanchal, Mohammed, Dandan, Steven dan lainnya. Aku belajar banyak dari mereka. Aku sungguh ketinggalan banyak terutama di pengetahuan bisnis dan presentasi. Temen-temenku rata-rata lebih senior dari aku dan beberapa sudah punya pengalaman kerja sebelum mengambil S2.

Kuliah kali ini berbeda. Aku ga perlu lagi menghafal banyak hal. Laporan demi laporan perlu dikumpulkan. Aku merasa, di tiap mata kuliah, aku perlu cari seseorang yang sudah bekerja, untuk diwawancarai dan diminta insightnya. Terkadang aku juga bisa rangkum informasi dari sumber-sumber online. Yang aku inget, aku pernah bikin tugas tentang perusahaan Daibochi, McD, George Kent, Louis Vuitton, PT Warna Agung, dan untuk final thesisku aku interview beberapa staff bank di Malaysia. Sungguh sesuatu yang ga mudah, mengingat aku hanyalah anak rantau di negeri orang, tanpa pengalaman kerja. Tentunya aku ga punya banyak koneksi dengan orang-orang yang sudah bekerja. Tapi ajaibnya Tuhan cukupkan semuanya. Dan aku bisa lulus.

Aku pengen cerita sedikit tentang thesisku, dimana aku punya waktu liburan 2 minggu untuk memikirkan topik, metode wawancara/questionnaire, dan orang-orang yang aku akan wawancarai. Aku browsing topiknya dan memutuskan untuk wawancara pekerja tentang work-life balance di Malaysia. Bingung juga mau wawancara siapa. Aku berpikir akan wawancara staff bank sambil berharap aku punya cukup orang untuk aku wawancarai.

Jujur saat itu aku mungkin cuma punya 4 nama di kepala, sedangkan aku butuh minimal 10 orang. Tapi ternyata dari 4 orang yang kuwawancarai, mereka dengan sangat baik, kontak temen-temennya untuk bisa kuwawancarai. Bener-bener sesuatu yang ga kuduga. Rata-rata aunties uncles gereja di Melaka dan Nilai lah yang membantu aku untuk kontak temen-temennya yang kerja di bank.

Di beberapa wawancara pun aku harus pergi ke kota lain untuk menyesuaikan jadwal mereka. Aku juga meminta izin mereka supaya aku bisa merekam percakapan kami. Syukurlah aku bisa punya hasil wawancara yang baik dan memenuhi kriteria.

Akhirnya aku bisa lulus dengan nilai yang baik setelah 1,5 tahun kuliah S2.

Apakah ada yang punya pengalaman yang berbeda? Kalo kalian pengen share, boleh tulis di kolom komentar atau ke social media aku ya! Thanks and ciao!